Rekonstruksi Kantor Gubernur Resmi Diserahkan ke Pemprov Sulbar

Mamuju -Sulbarta.Com– Pemerintah pusat melalui Satker Rekonstruksi Satuan Kerja (Satker) Pelaksana Prasarana Perumahan Kementerian PUPR menyerahkan Rekonstruksi Gedung Kantor Gubernur Sulbar kepada Pemprov Sulbar, Senin 4 Maret 2024.

Sekprov Sulbar, Muhammad Idris mengatakan, setelah serah terima itu, pihaknya segera mengagendakan soft launching untuk pengoperasian Kantor Gubernur Sulbar.

“Alhamdulillah, hari ini kita sudah serah terima dokumen terkait dengan pengerjaan kantor ini. Jadi, semua aspek sudah kita terima secara resmi, tinggal penggunaannya ini kita mulai dari soft launching nanti, menunggu waktu yang ditentukan oleh pak gubernur,” kata Muhammad Idris.

Makna dari serah terima tersebut, kata Idris, bahwa pekerjaan gedung Kantor Gubernur Sulbar sudah selesai secara fisik. Namun, tentu saja ada catatan-catatan perbaikan yang nanti akan diselesaikan sebelum masa pemeliharaan berakhir.

“Catatan-catatan penting itu misalnya ada pekerjaan yang paripurna. Misalnya ada keretakan kaca, ada toilet yang finishingnya belum bagus, bahkan ada ketidak berfungsian sistem, baik kontrol AC, CCTV, maupun panel listrik. Itu semua adalah catatan-catatan yang ada di dalam lampiran dari penandatanganan tadi,” ungkapnya.

Idris menjelaskan, kantor gubernur Sulbar merupakan gedung pemerintahan pertama yang dirancang secara modern yang memadukan konsep green building (bangunan hijau) dengan smart office (kantor cerdas).

“Ini kantor pemerintah yang kita rancang modern di Sulbar. Ini menjadi prototype green building (bangunan hijau) yang substansinya adalah lingkungan. Kemudian ini juga smart office. Kita ingin menjadikan praktek-praktek kantor modern, kita akan selesaikan atau kita kembangkan di sini,” ujar Idris.

Dengan konsep smart office, kata Dia, cara berfikir para pegawai dan pimpinan yang ada di lingkup Pemprov Sulbar akan mengalami pergeseran. Karena menurutnya, konsep kantor modern yang pihaknya rancang berbeda dengan kantor tradisional yang kubikasi.

“Ini semuanya serba terbuka dan tidak ada “cara-cara kerja yang tradisional”, yang menyimpan data di meja, bahkan tidak ada meja pribadi didalam ruangan itu, kecuali pimpinan. Jadi, itu grup working (grup kerja) kalau misalnya satu Sub bagian, mungkin ada dua atau tiga meja bersama dan itu tidak ada lagi meja satu-satu. Itu kira-kira kita kembangkan di kantor ini,” pungkasnya. Adv

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *