POLMAN —Sulbarta.com- Penjabat Gubernur Sulawesi Barat, Bahtiar Baharuddin, menghadiri pembentukan Asosiasi Pisang Cavendish Polman di Desa Sumarrang, Kecamatan Campalagian, Polman, pada Jumat (20/12/2024).
Bahtiar, yang pernah digelari sebagai “Gubernur Cavendish” oleh Wakil Presiden Ma’ruf Amin, disambut hujan deras saat hendak memulai penanaman pisang Cavendish di desa yang terletak sekitar 16 kilometer dari ruas jalan provinsi Sulawesi Barat.
Dalam sambutannya, Bahtiar mengajak pemuda-pemudi di desa, khususnya Desa Sumarrang, untuk mulai serius menggiatkan penanaman pisang Cavendish dan tanaman hortikultura lainnya.
“Jangan lagi berpikir untuk pergi ke kota mencari pekerjaan. Manfaatkan lahan dan kebun yang ada di Polman untuk menanam Cavendish,” imbau Bahtiar. Seruan ini disambut aplaus oleh para petani yang hadir meski hujan deras mengguyur.
Lebih lanjut, Bahtiar menegaskan pentingnya memanfaatkan potensi lahan di daerah untuk meningkatkan kesejahteraan. Ia juga berbagi kisah sukses petani di tempat lain yang telah berhasil menanam pisang Cavendish.
“Di kota juga semakin sepi lapangan kerja. Lebih baik manfaatkan lahan yang ada di kampung halaman, daripada hanya bengong dan menganggur di kota,” tegasnya.
Menjadi petani hortikultura, lanjut Bahtiar, sangat menjanjikan. Dalam waktu delapan bulan, seorang pemuda dapat meraup penghasilan antara Rp 180 juta hingga Rp 200 juta per hektar. Hal ini juga dibenarkan oleh Manager Relation PT. Citra Agri Pratama (CAP), yang merupakan offtaker sekaligus pendamping petani pisang Cavendish di Sulsel dan Sulbar. Menurutnya, petani di Sulsel sudah sukses melakukan panen perdana dan hasilnya diekspor ke Arab Saudi.
Bahtiar juga menceritakan pengalamannya saat pertama kali mengusulkan penanaman pisang Cavendish di Sulsel, termasuk di kampung halamannya di Kabupaten Bone.
“Saya sempat didemo, namun saya menggunakan uang pribadi untuk menanam pisang Cavendish sebagai contoh nyata,” ujarnya.
Ia mengungkapkan, meskipun sempat menghadapi tantangan, niat baik untuk meningkatkan kesejahteraan warga desa tetap menjadi motivasinya.
Untuk mendukung petani, Bahtiar juga mengungkapkan bahwa dirinya telah berdiskusi dengan pihak perbankan, OJK, dan Bank Indonesia untuk menciptakan skema Kredit Usaha Rakyat (KUR) khusus bagi petani di pedesaan. Skema ini kini diterapkan oleh perbankan kepada petani pisang Cavendish di Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat, dengan adanya jaminan offtaker untuk membeli hasil kebun para petani.
(Rls)