Polman, SulbarTa.com — Penjabat Gubernur Sulawesi Barat memberikan apresiasi terhadap inovasi yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar dalam upaya percepatan penanganan stunting.
Dalam kunjungan kerja ke daerah tersebut, ia mengungkapkan kekagumannya terhadap langkah-langkah kolaboratif yang melibatkan Bupati Polewali Mandar, Dinas Kesehatan, serta RS Pratama Wonomulyo.
Penjabat Gubernur mengungkapkan dukungannya terhadap rencana peningkatan status RS Pratama Wonomulyo dari tipe D menjadi tipe C, bahkan ke depannya perlu didorong untuk mencapai tipe B atau A. Menurutnya, rumah sakit ini telah memainkan peran penting meskipun masih berstatus tipe D.
“Saya mendukung penuh rencana peningkatan status RS Pratama Wonomulyo. Kabupaten Polewali Mandar, dengan jumlah penduduk lebih dari 500 ribu jiwa, merupakan kunci dalam penyelesaian lebih dari sepertiga masalah kesehatan di Sulawesi Barat,” ungkapnya kepada awak media pada Kamis, 30 Januari 2025.
Inovasi yang diterapkan di Polewali Mandar menarik perhatian karena mengintegrasikan berbagai program untuk mengatasi stunting, seperti pemanfaatan dana desa, pelibatan orang tua asuh, dan optimalisasi peran fasilitas kesehatan.
“Kita memiliki sumber daya alam yang melimpah seperti ikan, daging, dan sayuran. Namun, masalah utamanya bukan pada ketersediaan pangan, melainkan pada pola asuh. Anak-anak tidak hanya butuh makanan bergizi, tetapi juga pendampingan agar asupan tersebut dimanfaatkan dengan baik,” jelas Penjabat Gubernur.
Ia juga menekankan pentingnya pelaksanaan program yang tepat sasaran, dengan melibatkan Dinas Kesehatan dan puskesmas sebagai garda terdepan dalam penanganan stunting.
Di tempat yang sama, Direktur RS Pratama Wonomulyo, dr. Arfah Rahman, melaporkan bahwa program inovasi percepatan penurunan stunting di Kecamatan Wonomulyo menunjukkan hasil yang positif. Intervensi yang dilakukan oleh rumah sakit tersebut berhasil meningkatkan berat badan tiga bayi dalam waktu tiga minggu.
“Program ini dimulai dengan penanganan bayi-bayi yang mengalami stunting. Kami memberikan perawatan khusus dan pendampingan nutrisi, dan hasilnya sangat menggembirakan. Ada peningkatan berat badan yang signifikan,” ujar dr. Arfah.
Ia menambahkan bahwa tujuan dari inovasi ini adalah untuk memberikan akses nutrisi yang lebih baik bagi bayi yang mengalami stunting, agar mereka dapat tumbuh dengan optimal melalui intervensi yang terukur dan efektif.
Sebagai langkah nyata, pihak rumah sakit juga telah menjalin kerja sama dengan delapan kepala desa melalui penandatanganan MoU. Kolaborasi ini bertujuan untuk memperkuat upaya lintas sektor dalam menurunkan angka stunting secara berkelanjutan di wilayah Polewali Mandar.
“Komitmen kami tidak berhenti di sini. Kami akan terus mendorong inovasi, memperluas kolaborasi, dan melakukan pemantauan secara intensif untuk memastikan hasil yang berkelanjutan,” tegas Direktur RS Pratama Wonomulyo. (Adv)