Tentang Pencemaran Limbah Pabrik Kelapa Sawit yang Merugikan Rakyat
Kami, warga terdampak, menyampaikan protes keras atas pencemaran lingkungan yang terjadi akibat limbah pabrik kelapa sawit yang dibuang ke parit, mengalir ke sungai, dan mencemari sumur-sumur warga. Ini bukan hanya masalah air kotor—ini adalah soal hidup dan mati, soal masa depan generasi yang kalian klaim sedang kalian “tingkatkan” melalui program-program bergizi tinggi dan SDM unggul.
Tapi bagaimana mungkin SDM masyarakat akan unggul jika air untuk minum, memasak, dan mandi saja sudah tercemar? Apa gunanya program pengentasan stunting yang menghabiskan ratusan miliar rupiah setiap tahunnya, jika akar persoalan kesehatan masyarakat—yaitu lingkungan yang bersih dan sehat—tidak kalian benahi?
Kami menduga kuat bahwa perusahaan pabrik sawit bekerja sama dengan pihak-pihak tertentu di pemerintahan. Indikasinya jelas: keluhan warga diabaikan, laporan DLH (Dinas Lingkungan Hidup) justru menggambarkan situasi “baik-baik saja”, seolah limbah itu tak mencemari apa pun. Masyarakat curiga ada bingkisan putih segi empat yang berbicara lebih keras dari suara penderitaan rakyat.
Kami mempertanyakan integritas moral dan kecerdasan nurani para pemangku kebijakan. Jika kalian benar-benar memiliki sumber daya manusia yang kompeten, seharusnya kalian mampu membedakan mana limbah yang menyehatkan dan mana yang mematikan. Atau jangan-jangan, ketidakmampuan membedakan itu adalah tanda bahwa kalian sendiri—para pengambil kebijakan—tidak punya kualitas SDM yang kalian banggakan itu?
Kepada Bapak Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Pasang Kayu, DPRD Pasang Kayu, Gubernur dan Wakil Gubernur Sulawesi Barat, DPRD Sulbar, dan DLH Sulbar:
Sudah saatnya kalian menanggalkan kepentingan pribadi dan mulai berpihak pada kepentingan rakyat. Jangan biarkan nurani kalian dibungkam oleh amplop, apalagi ketika nyawa masyarakat yang kalian wakili jadi taruhannya.
Kami tidak meminta banyak. Kami hanya ingin lingkungan hidup yang bersih, sehat, dan manusiawi. Jika itu pun tak sanggup kalian jamin, bagaimana mungkin kalian layak disebut sebagai pemimpin?
Warga Baras Pasang Kayu
Yang Lelah Tapi Tidak Akan Diam