MAMUJU – Pj Gubernur Sulbar, Akmal Malik menerima kunjungan Tim Perpustakaan Nasional
Pada kegiatan peningkatan indeks literasi masyarakat Provinsi Sulbar, di Graha Sandeq Kamis 15 Oktober
Akmal Malik mengatakan, hadirnya perpustakaan menjadi salah satu cara membangun salah satu cara membangun kualitas sumber daya manusia (SDM) dengan menyediakan sumber-sumber pengetahuan yang akan mendongkrak peningkatan literasi, inovasi dan kreativitas.
Ia mencontohkan, budaya masyarakat di Jepang dimana masyarakatnya selalu mencari waktu untuk membaca, bahkan di kereta sekalipun. Namun menurutnya membaca saja tidak cukup.
“Literasi adalah bukan membaca saja, literasi itu adalah membangun gaya pemikiran bagaimana memanfaatkan gaya pemikiran yang dimiliki tidak hanya sekedar apa yang dibaca,” kata Akmal Malik.
Menurutnya, apapun yang kita lihat sesungguhnya adalah guru, dengan begitu setidaknya kita tau bagaimana mentransformasi menjadi sebuah budaya aksi nyata yang bermanfaat tidak hanya untuk diri tetapi juga lingkungan
“Itulah sesungguhnya literasi,” kata Dirjen Otda itu.
Ia pun mengajak seluruh tamu yang hadir dan komunitas literasi untuk membangun literasi dengan data.
“Saya ingin menggunakan data untuk bagaimana mendorong literasi secara tepat,” kata Akmal Malik
Pustakawan Nasional, Deni Kurniadi, kesempatan itu mengatakan mencerdaskan kehidupan bangsa merupakan tujuan negara.
Bagaimana memastikan seluruh masyarakat memperoleh kesempatan dalam pendidikan tidak hanya sekedar kualitas dan kuantitas tetapi juga mendapat peningkatan dalam berbagai hal. Itu sejalan dengan keinginan Presiden untuk membangun SDM unggul sebagai visi Indonesia maju.
“Inovasi pemikiran jauh lebih dahsyat dari pada pernah fisik, tanpa bahan bacaan yang kuat siapapun tidak mempunyai kekuatan untuk berfikir kondisi ini menjadi tantangan bagi perpustakaan mewujudkan SDM yang unggul dan tinggi budaya literasi,” ucapnya.
Saat ini, lanjut Deni perpustakaan terus berinovasi dengan program Perpustakaan menjangkau masyarakat. Perpustakaan ini diaplikasikan melalui program transformasi berbasis inklusi sosial.
“Merupakan bagian untuk meminimalisir jumlah masyarakat yang tidak bekerja agar didorong inovatif berkreasi dalam berbagai ilmu pengetahuan yang dapat dipraktekkan secara mandiri,” ucapnya.
“Literasi bukan saja baca tulis dan hitung melainkan kemampuan kedalaman pengetahuan. Literasi menjadi pondasi yang kokoh dalam menumbuhkan kognitif skill dan kepekaan sosial serta produktivitas untuk itu perpustakaan terus mengembangkan literasi,” tutupnya.