Fenomena Sampah di Saluran Irigasi Wonomulyo, Bupati Polewali Mandar Ajak Masyarakat Jaga Kebersihan

POLMAN, Sulbarta.com – Sampah yang menumpuk di saluran irigasi Wonomulyo menjadi viral di media sosial, mendorong Bupati Polewali Mandar, H. Samsul Mahmud, untuk turun tangan memimpin aksi pembersihan. Bersama jajaran Organisasi Perangkat Daerah (OPD), petugas kebersihan, relawan, dan warga setempat membersihkan saluran irigasi yang tercemar sampah.

Saluran irigasi yang terletak di Desa Kebunsari, Kecamatan Wonomulyo, sepanjang lebih dari dua kilometer itu dipenuhi sampah, sebagian besar berupa limbah plastik dan sampah rumah tangga. Fenomena ini semakin parah pasca Idul Fitri dan mendapat perhatian luas masyarakat.

Bupati Samsul Mahmud menekankan pentingnya kebersamaan dalam menangani masalah sampah.

“Kita tidak bisa membiarkan hal ini terus berlanjut. Ini adalah tanggung jawab bersama, bukan hanya pemerintah,” ujar Bupati Samsul saat meninjau lokasi pembersihan pada Rabu (9/4/2025).

Menurutnya, sampah merupakan masalah besar di wilayah ini, dengan salah satu penyebab utama adalah peningkatan volume sampah pasca Lebaran, seperti styrofoam dan kemasan plastik. Selain itu, saluran irigasi yang airnya terhenti selama setengah bulan membuat banyak warga membuang sampah ke saluran tersebut.

Bupati Samsul mengimbau masyarakat untuk lebih peduli terhadap kebersihan dan bijak dalam membuang sampah. Ia juga mengungkapkan bahwa pihaknya telah berkoordinasi dengan Camat dan Sekda untuk melakukan edukasi kepada masyarakat melalui berbagai media, seperti siaran di masjid dan surat penegasan yang akan disampaikan ke desa-desa.

“Keberhasilan upaya ini sangat bergantung pada keterlibatan semua pihak, termasuk pemerintah desa, tokoh masyarakat, dan aktivis,” tegas Bupati Samsul.

Pada kegiatan kerja bakti yang digelar di Desa Kebunsari, sekitar 20 ton sampah berhasil dikumpulkan. Pembersihan ini melibatkan Pemerintah Kecamatan Wonomulyo dan masyarakat setempat.

Camat Wonomulyo, Samiaji, yang juga turut serta dalam pembersihan, menyebutkan bahwa rendahnya kesadaran sebagian warga menjadi faktor utama penyebab penumpukan sampah.

“Kurangnya kesadaran masyarakat dalam membuang sampah masih menjadi masalah utama. Padahal, sampah ini dapat dikelola dengan baik dan memiliki nilai ekonomi,” kata Samiaji.

Selama pembersihan, ditemukan banyak botol plastik yang seharusnya bisa didaur ulang, namun masih banyak warga yang kurang peduli terhadap kebersihan dan pengelolaan sampah.

Masalah sampah ini bukan yang pertama kali terjadi. Sebelumnya, pemerintah telah berusaha memberikan edukasi kepada masyarakat, namun hasilnya belum maksimal.

“Kami sudah berusaha memberikan edukasi, tetapi hasilnya belum maksimal. Tantangan utamanya adalah kurangnya kesadaran,” tambah Samiaji.

Meskipun Pemerintah Polewali Mandar telah mengeluarkan Peraturan Daerah (Perda) Nomor 4 Tahun 2018 tentang Pengelolaan Sampah, yang melarang membuang sampah sembarangan, penegakan Perda ini belum sepenuhnya efektif.

“Di Kecamatan Wonomulyo, kami hanya memiliki dua anggota Satpol PP yang bertugas,” ungkap Samiaji.

Sebagai upaya perbaikan, ia meminta tambahan personel Satpol PP di wilayah tersebut. “Insya Allah, akan ada penambahan 20 hingga 30 orang. Keterbatasan SDM menjadi kendala utama,” jelasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *