MAMUJU-Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT) bersama Forum Koordinasi Pencegahan Teroris (FKFKPT PT) Sulawesi Barat menggelar dialog Perempuan Teladan, Optimis, Produktif (TOP) Viralkan Perdamaian dalam Pencegahan Terorisme dan Radikalisme, Rabu (28/9/22).
Kegiatan yang dihadiri sejumlah komunitas perempuan dan digelar di Hotel Berkah, Mamuju ini mengajak perempuan menjadi pelopor dalam pencegahan aksi radikalisme dan terorisme khususnya di media sosial.
Ketua Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Sulawesi Barat M Imran Idris, berharap keterlibatan perempuan dalam bermedsos dapat menyebarkan berbagai konten positif, sebagai bagian dari upaya memerangi paham terorisme.
Apalagi kata Imran, berdasarkan hasil riset, perempuan merupakan pengguna medsos terbesar.
“Ini adalah bagian dari bentuk kewaspadaan terhadap ancaman radikalisme yang bisa saja menyasar perempuan,” ungkapnya
Sub Koordinator Pemulihan Korban Terorisme BNPT RI Nilam Ayunitias menuturkan, terorisme merupakan tindakan luar biasa atau extraordinary crime yang juga tindakan melanggar hak asasi manusia. Terorisme tidak hanya merusak bangsa tetapi juga merusak stabilitas keamanan negara.
Ia menjelaskan, perempuan memiliki peran strategis dalam membentengi keluarga dan masyarakat dari segala bentuk penyebaran dan ajakan kelompok radikal terorisme khususnya melalui media sosial.
“Perempuan diharap menjadi filter awal dalam lingkup keluarga. Perempuan juga harus mawas diri agar tidak masuk dalam jaringan teroris,” tuturnya.
Nilam menuturkan, BNPT tidak bisa bergerak sendiri dalam melakukan pencegahan penyebaran paham radikalisme, olehnya itu, ia berharap perempuan di Sulbar mampu menjadi agen yang akan selalu menyebarluaskan perdamaian.
“Kami mengajak ibu dan perempuan dapat menjadi vaksinator ideologi terhadap ancaman radikalisme dan terorisme,” jelasnya.
Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Sulawesi Barat (Sulbar) Djamila mengapresiasi langka yang dilakukan BNPT dan FKPT Sulbar. Apalagi kegiatan ini melibatkan perempuan yang diharapkan menjadi top teladan, objektif dan produktif didalam menangkal paham radikal dan terorisme khususnya di Sulbar.
“Alhamdulillah kita patut bersyukur bahwa perempuan di Sulawesi Barat ini terhadapat paham radikal dan terorisme masih aman-aman,” ujarnya.
Namun lanjut Djamila bukan berati harus lengah tapi perlu diwaspadai terhadap adanya paham-paham radikalisme yang bisa saja masuk dengan berbagai cara.
“Kita tidak boleh lengah karena terorisme itu seperti api dalam sekam bisa saja ada sedikit pemicunya bisa terbakar,” ujarnya.
Menurutnya kegiatan ini dengan melibatkan organisasi perempuan yang menjadi audiensnya sebagai langka yang positif dilakukan.
“Kalau saya sih, lebih kepada pencegahan untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat bahwa terorisme dan radikalisme itu sangat berbahaya, makanya perlu pencegahan lebih awal,” pungkasnya.(S)