Mamuju -SulbarTa.com- Pemprov Sulbar mengapresiasi eksistensi Komunitas Pitu Sinema Mamuju dalam memajukan industri film lokal.
Hal ini, disampaikan Gubernur Sulbar Suhardi Duka diwakili Kadis Kominfo Pers Sulbar Mustari Mula saat hadir pada sinema ramadan bersama Pitu Sinema yang berkolaborasi dengan malaqbi.institute dalam rangka penguatan pemahaman Ideologi Pancasila bagi Pemuda dan Pelaja, di Ngalo Rock Cafe, Minggu, 23 Maret 2025
Kegiatan tersebut dirangkaikan nonton film pendek sekaligus screening dan diskusi Film, “Refleksi nilai Pancasila dalam kebersamaan”.
“Film selain media hiburan, dia juga sebagai media informasi. Jadi kalau media informasinya tentu Kominfo ada di situ,” kata Mustari
Ia mengatakan Kominfo Sulbar sendiri banyak berkolaborasi dalam pembuatan film dokumenter terkait informasi, seperti tahun ini ada film dokumenter.
“Jadi kita sangat mendukung dan mensupport memajukan industri film lokal, apalagi beberapa OPD sudah selalu bergerak juga bekerjasama dengan industri film lokal,” ungkapnya.
Senada, anggota DPRD Mamuju, Febrianto Wijaya yang turut mengutarakan dukungannya untuk perkembangan dunia sineas di Ibukota Sulawesi Barat.
Sebagai wakil rakyat di Mamuju, Febrianto Wijaya mengutarakan apresiasinya atas eksistensi Komunitas Pitu Sinema Mamuju Sulawesi Barat yang terus bergerak melakukan pembinaan sineas muda sekaligus berproduksi di tengah berbagai keterbatasan.
“Saatnya kita masuki wilayah industri. Saya yakin film garapan kita tidak kalah dengan daerah lain. Hanya saja, belum ada regulasi atau Perda yang mendukung. Ini yang perlu kita dorong bersama,” ucap Febrianto saat menjadi pembicara dalam even Sinema Ramadhan bertajuk “Refleksi Nilai Pancasila Dalam Kebersamaan” oleh Komunitas Film Pitu Sinema di Cafe Ngalo Mamuju, pada Minggu (23/03/2025).
Anggota Dewan Mamuju, Febrianto Wijaya dan Kadis Kominfo Sulbar. Anggota Dewan Mamuju, Febrianto Wijaya dan Kadis Kominfo Sulbar.
Ia pun berkomitmen untuk ikut memfasilitasi berkembangnya industri film daerah melalui sebuah payung hukum terkait industri kreatif yang diproyeksi dapat menumbuhkembangkan geliat ekonomi melalui industri film.
“Kelemahan kita di Pemda saat ini yang belum punya Perda ekonomi kreatif. Disitu (Perda) akan diuraikan road map-nya termasuk ketentuan bahwa APBD harus menopang walaupun kita bisa jalan tanpa dukungan APBD. Kami tentu siap berkolaborasi memberikan masukan pemikiran dan bersinergi dengan para pihak terkait,” terang Febrianto Wijaya.
Pembicara lain dalam forum Sinema Ramadhan adalah Kepala Dinas Kominfo Sulbar, Mustari Mula hadir mewakili Gubernur Sulbar, Kapolresta Mamuju, Kombes Pol Ardi Sutriono serta Dewan Pembina Pitu Sinema, Ikhwan Wahid.
Sinema Ramadan oleh Komunitas Pitu Sinema diisi Screening Film serta Diskusi Film dan Kebudayaan. Menyuguhkan dua film pendek berjudul ‘Pancasila’ dan ‘Berdoa Mulai’.
“Ini menjadi salah satu program rutin Pitu Sinema. Selain menguatkan kembali nilai-nilai Pancasila dalam keberagaman, juga menjadi ajang silaturahmi para sineas muda, juga mengundang para siswa di daerah,” ungkap Ketua Panitia, Atjo Aswad.
Agenda ini sekaligus dalam rangka menyongsong Hari Film Nasional yang jatuh pada 30 Maret mendatang. “Harapannya, ekosistem film di daerah kita, umumnya Sulawesi Barat bisa terus hidup di tengah beragam tantangan yang dihadapi,” sambung Co Founder Pitu Sinema Mamuju Sulawesi Barat itu. Adv