Mamuju,SulbartaCom -Pemerintah Provinsi menggelar Lokarkarya strategi percepatan penurunan Stunting di Gedung PKK Sulbar. Senin (10/10/2022).
Kegiatan itu dihadiri Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo didampingi Ketua PKK Jawa Tengah Siti Atiqoh Supriyanti. Hadir Pula Bupati Mamuju serta sejumlah perwakilan kabupaten se Sulbar.
Kehadiran Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo merupakan kolaborasi untuk menurunkan angka stunting di Sulbar.
Pj Gubernur Sulbar Akmal Malik, mengatakan kehadiran Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo bersama tim OPD menjadi sebuah kehormatan bagi Sulbar.
“Semoga ini membawa semangat luar biasa dari Jawa Tengah, kita berharap dapat diberikan pemahaman dan pengetahuan yang sangat komprehensif terkait stunting dan sistem yang digunakan dalam Survey Penilaian Integritas,” kata Akmal Malik.
Langkah itu, lanjut Akmal Malik, sebagai bentuk kolaborasi yang dilakukan Pemprov Sulbar bersama Jawa Tengah utamanya mengentaskan masalah stunting dan mengenai integritas.
Apalagi Sulbar merupakan daerah yang terbilang masih muda, sehingga Sulbar tentunya masih perlu banyak belajar.
“Semangat belajar inilah yang menjadi keinginan Sulbar mengundang untuk hadir, mengunggah spirit kami, menggugah semangat kami untuk lebih baik kedepan,” ucapnya.
Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar) Djamilah, mengatakan untuk menurunkan angka stunting memang dibutuhkan sinergitas dan kolaborasi dengan berbagai pihak.
“Intinya penurunan stunting itu tidak bisa bekerja sendiri harus berkolaborasi,” jelas Djamilah.
Secara nasional, terkait angka stunting, posisi Sulbar masih sangat memprihatinkan, berada di rangking 33 dari 34 provinsi se-Indonesia. Sehingga hal itu menjadi perhatian serius Pemerintah Sulbar. Stunting Sulbar tahun 2019 berada di angka prevalensi sebesar 40,3 persen turun 33,8 persen pada 2021 atau turun 6,5 persen
Djamilah menjelaskan, wujud kolaborasi yang dilakukan oleh pihaknya untuk melakukan pencegahan anak sebagai bagian dari pencegahan stunting.
“Kita kolaborasi dengan Diknas, Kanwil Kemenag, kita masukkan itu empat materi kependudukan di dalam bahan mata ajar, pernikahan anak dan stunting,” jelasnya.
Secara nasional, terkait angka stunting , posisi Sulbar masih sangat memprihatinkan, berada di rangking 33 dari 34 provinsi se-Indonesia. Sehingga hal itu menjadi perhatian serius Pemerintah Sulbar. Stunting Sulbar tahun 2019 berada di angka prevalensi sebesar 40,3 persen turun 33,8 persen pada 2021 atau turun 6,5 persen.(Adv).