PKK Polman Tampilkan Teater Pencegahan Pernikahan Anak pada Peringatan Hari Kesatuan Gerak (HKG) PPK ke-50 tahun

MAMUJU-sulbarta.com-Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Kabupaten Polewali Mandar (Polman) menampilkan teater pencegahan pernikahan anak usia dini saat peringatan Hari Kesatuan Gerak (HKG) PPK ke-50 tahun dan pencanangan bulan bakti gotong royong masyarakat (BBGRM) ke XIX Provinsi Sulawesi Barat di tribun rujab gubernur Sulbar, Senin (12/9/2022).

Dalam cerita tersebut dua remaja keinginannya untuk melakukan pernikahan meski keduanya masih sama-sama duduk di bangku SMA.
Sehingga melalui peran pendampingan tim PKK keduanya tak jadi menikah dan melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.

Harsani Mustafa Pokja 1 tim penggerak PKK Polewali Mandar, dianya memili tema tersebut karena tingginya pernikahan anak di Indonesia termaksud di Provinsi Sulawesi Barat yang masuk dalam urutan ke tiga nasional.

“Tujuan dilombakan karena tim PKK ujung tombak yang langsung bersosialisasi kekalangan masyarakat. Sehingga ditangan ibu PKK diharapkan bisa memberikan sosialisasi tentang pencegahan pernikahan anak kepada masyarakat tanpa terkecuali baik itu kalangan atas, menengah dan kebawah semua harus diberikan sosialisasi tentang pencegahan pernikahan anak,” ujarnya.

Menurutnya pernikahan anak di bawah umur selain berdampak pada kesehatan, ekonomi, pendidikan dan psikologisnya.

“Misalnya pada pendidikan otomatis kesempatan belajarnya itu akan hilang di DO dari sekolah,” ujarnya.

Belum lagi kata Harsani nantinya akan berdampak pula pada perekonomian karena mereka belum memiliki skil
sehingga belum mampu mencukupi kebutuhan dalam rumah tangganya. Sehingga terjadilah polemik dalam rumah tangganya hingga terjadi perceraian.

“Kalau mereka memiliki sekolah tinggi jauh lebih punya peluang memiliki penghasilan yang lebih tinggi, sehingga tercipta ekonomi rumah tangga mereka jauh lebih bagus,” ujarnya.

Belum lagi pada kesehatan bagi perempuan yang menikah usia anak alat-alat reproduksinya belum siap untuk dibuahi.

“Sehingga bisa saja terdampak seperti keguguran, pendarahan, bisa melahirkan anak yang prematur dan berat badannya kurang,” terangnya.

(Adv).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *